Puisi Ayah: Doa, Terima Kasih dan Permohonan Maaf Untukmu




Puisi Untuk Ayah ..

Ayah merupakan sosok yang teramat penting di dunia ini, tidak kalah pentingnya dengan kehadiran seorang Ibu. Kalau bukan karena dia, mungkin kita tidak terlahir di dunia ini. Puisi buat ayah ditulis karena ayah merupakan pribadi yang selalu bekerja tanpa mengenal waktu, siang dan malam tanpa lelah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dia adalah sosok yang selalu ada untuk melindungi kita dari tangan-tangan jahat, juga menjadi penasehat sekaligus pendengar ketika kita sedang mengalami masalah.
Itulah sebabnya, puisi tentang ayah patutlah kita persembahkan untuk beliau sebagai ungkapan hati kita kepadanya.
Apa yang kamu pikirkan kalau membaca atau mendengar kata “Ayah”? Kagum? Yah, Sosok seorang ayah akan selalu ada di hati kita, meskipun seringkali dia begitu tegas dan serasa menyebalkan buat kita. Tapi percayalah, semua yang dilakukan Ayah kepada anaknya itu semata untuk melihatnya baik. Bacalah puisi Ayah di bawah ini, biar kamu betapa pentingnya seorang ayah dalam hidup. Yang Tidak Pergi Raga dan jiwa mungkin pergi Tapi cinta kita tidak pergi Sayang kita tidak pernah pergi Ada selalu di dalam hati Cinta kami untuk ayah Cinta yang akan selalu bersemi Sayang kami untuk ayah Sayang yang tiada berhenti.
Tapi
Ayah tidak pernah pergi Karena cinta dan sayang ini Ayah selalu ada bagi kami Di dalam sanubari. Surat kecil untuk Ayah, apa kabarmu di sana? Ayah, apakah engkau tau anakmu sudah sebesar ini? Ayah, aku rindu Ayah, ayah, ayah Ayah, Sebuah kata yang berharga untuk sebuah panggilan Sebuah untaian huruf yang sampai detik ini tak bisa aku lupakan Lebih dari itu Ayah, Lelaki hebat yang kurindukan Lebih dari separuh hidupku kau telah pergi Pergi ke sebuah tempat, yang kuyakini engkau pasti bahagia di sana Aku punya beberapa memori yang melekat tentangmu untuk teman ketika rindu, tapi ku tau itu terlalu sedikit Karena di saat kita berpisah, aku masih terlalu kecil untuk mengingat semua memori yang pernah kita lewati Yang ku tau, Engkau adalah lelaki hebat yang sabar, tak kenal letih untuk berusaha Engkau tetap berusaha menjadi pemimpin keluarga yang baik, di kala engkau sedang merasakan kesulitan bernafas.. Engkau, lelaki jujur, dan seperti kata ibu, tak mungkin ada lagi di dunia sepertimu Ayah, apakah engkau tahu? Aku seringkali menitikkan airmata di saat melihat teman-teman datang bersama papa mereka, tertawa bahagia, menggelayut manja dengan lelaki paling berharga dalam hidup mereka.. Aku seringkali menangis deras jika membaca cerita apapun yang berhubungan dengan seorang ayah Aku seringkali merindukan seorang sosok ayah yang melindungi ku ketika ada orang lain yang menyakitiku, menghancurkan perasaanku Aku seringkali menginginkan, aku bisa memelukmu, duduk santai bersamamu di sebuah tempat yang indah Ayah, lelaki tampan, jujur, hebat, sabar dan kuat.. Aku rindu padamu.. Kutitipkan doa di tiap tetesan tangis rindu kepadamu.. Ayah, aku pasti bisa Aku pasti bisa membuatmu bangga dan tersenyum melihatku dari sana Aku yakin aku pasti bisa.. Ini hadiah untukmu, Ayah.. Love you as always, Your daughter ♥ 

(Source: Latifaah) 

Selalu di Hati Kini kita tidak lagi berada di dunia yang sama Kita terpisah ruang dan waktu Kita tidak lagi bisa bertatap muka Dan aku hanya bisa menatapmu dari foto saja Tak kan pernah ada yang berubah Sejauh apapun engkau pergi, ayah Ayah adalah pengukir jiwa kami Ayah akan selalu ada di hati kami Engkau adalah pahlawan untuk hidup kami Engkau adalah cahaya untuk hidup kami Engkau adalah pelita untuk hidup kami Engkau akan selalu ada di hati kami Kami tidak akan terlalu larut larut bersedih Doa kami selalu untuk ayah Doa kami untuk kebahagiaan ayah di surga Doa kami agar ayah tenang di sisi-Nya. Lelaki terhebat Lelaki yang telah terbaring itu ayahku Dia adalah lelaki terhebat yang pernah kukenal Dia adalah lelaki terbaik yang mengayomiku Tak pernah mengeluh meski sakit kadang dirasa Lelaki terhebat itu adalah ayahku Dia adalah sosok lelaki sederhana Dia adalah sosok yang cerdas Dia adalah tumpuan dimana kaki kami Lelaki yang telah terbaring disana Ia adalah ayahku yang terhebat Ia tidak akan membiarkanku terluka Ia akan selalu mendampingiku Lelaki yang telah terbaring di sana Lelaki yang telah berisitirahat bersama-Nya. Semoga kekuatan darimu membuatku selalu bertahan Semoga cintamu mengilhami hidupku Nasehatmu takkan kulupa Segala petuah hidup yang kusimpan Lelaki terhebat itu adalah ayahku Yang terbaik di dunia ini.
Aku cinta ayah Telah rapuh Tulang-tulangmu Yang dahulu kau gunakan Untuk memberikan kami sesuap nasi Untuk menunaikan kewajibanmu sebagai kepala keluarga Kini… Kau berdaya lagi melakukan semuanya Kini… Kau hanya mampu memberikan kami nasehat Kini… Kau hanya mampu mengucapkan do’a yang lurus untuk kami Untuk… anak yang telah kau besarkan dengan kerja kerasmu Ayah, Air mata ini tak mampu membalas semuanya Semua yang kau lakukan untuk hidup kami Semua yang kau berikan kepada kami Ayah, Kasih sayangmu takkan mampu tergantikan orang lain Perhatian yang kau berikan kepada kami takkan pernah kami lupakan Walaupun terkadang kami tidak mengindahkan semua yang kau berikan Terkadang kami tak pernah menghargai semua yang kau berikan Ayah, Kini kamilah yang harus melakukan semuanya Kamilah yang harus membalas semuanya Kamilah yang harus memperhatikanmu Ayah, Izinkanlah kami menjadi anak yang berbakti kepadamu Anak yang tak melupakan kasih sayangmu Izinkanlah kami tuk membahagiakanmu Ayah, Meskipun kami sadar Itu semua tidak bisa membayar semua yang telah kau berikan Dan kami sadar, nyawapun tak mampu membalas semuanya Terimakasih Ayah Kini kami menjadi orang yang mampu berdiri Kini kami mampu menjadi orang yang mandiri Kini kami mampu menapaki hidup dengan do’a dan kasih sayangmu Aku mencintaimu Ayah. Ayah Di setiap tetes keringatmu Di derai lelah nafasmu Di penuhi kasih sayang yang luar biasa.
Ayah Di setiap tetes keringatmu Di derai lelah nafasmu Si penuhi kasih sayang yang luar biasa Demi aku kau rela di sengat matahari Hujan pun tak dapat membatasimu untuk aku anakmu Di setiap doamu kau haturkan segenap harapan Ayah… Kan kujaga setiap nasehatmu Di setiap nafasku Di relung hati akan kuhangatkan namamu Akan kukobarkan semua impianmu Hanya untuk menikmati senyumu Di ufuk senjamu Ayah. 

(Oleh: Ratih Anjelia Ningrum) 

Kerinduan Ayah dimana engkau berada disini aku merindukanmu menginginkan untuk berjumpa merindukan akan belaianmu Kasih sayangmu selalu ku rindu engkau selalu hadir di mimpi mimpi yang begitu nyata bagiku menginginkan engkau untuk kembali Aku selalu mengharapkan engkau hadir menemani aku setiap hari menemani masa pertumbuhanku ini Aku tumbuh menjadi besar tanpa engkau di sisiku tanpa engkau yang menemani hari-hariku. 
(Oleh: Niki Ayu Anggini) 

Ayah segalanya untukku Ayah.. Beribu kata telah kau ucapkan.. Beribu cinta telah kau berikan .. Beribu kasih telah kau curahkan.. Hanya untuk anakmu.. Ayah.. Kau ajarkan ku tentang kebaikan.. Kau tunjukan ku tentang arti cinta.. Kau jelaskan ku tentang makna kehidupan.. Dan kau mendidik ku dengan sungguh kasih sayang.. Ayah.. Betapa mulianya hatimu.. Kau korbankan segalanya demi anakmu.. Kau banting tulang hanya untuk anakmu.. Kini ku berjanji untuk semua kerja kerasmu.. Ku berjanji untuk semua kasih sayangmu.. Dan ku berjanji untuk ketulusan hatimu.. Bahwa aku akan selalu menjagamu.. Aku akan selalu menyayangimu hingga akhir hidupku.. Terima kasih ayah untuk semua kasih sayangmu.. 

(Oleh: Clara) 

Pesan untuk ayah Langit sepi tanpa bintang Seperti hatiku yang sepi dan gelap gulita Angin bertiup kencang di telinga Seperti bisikan cinta dari ayahku tersayang Aku berdoa dalam tangis mengingat ayah Aku teringat cerita dan nasehat dari ayah Aku teringat kenangan-kenangan bersama ayah Dalam doa kutitip pesan untuk ayah Rinduku, cintaku, dan kasihku untuk ayah Kusebut dalam doa agar malaikat menyampaikannya Ceritaku kini, kisah hari-hariku selama ini Kuceritakan lewat doaku untuk ayah Semoga engkau turut mendengar ceritaku Semoga pesanku sampai pada ayah Tidak ada pria yang dapat menggantikan ayah Hanya ayah yang terbaik dalam hidupku.
Kerinduan Ayah dimana engkau berada Di sini aku merindukanmu Menginginkan untuk bertemu Merindukan akan belaianmu Kasih sayangmu selalu kurindukan Engkau selalu hadir dalam mimpi ku Mimpi yang begitu nyata bagiku Menginginkan engkau untuk kembali Aku selalu mengharapkan engkau hadir Menemani aku setiap hari Menemani masa pertumbuhan ku Untuk tumbuh menjadi besar Tanpa engkau di sisiku Tanpa engkau yang menemani hari-hariku. 

(Oleh: Niki Ayu Anggini) 

Bait sajak untuk ayah Ayah… Tulusnya nasehatmu tlah membingkai hatiku Menuju lembah tinggi kedamaian Dekapanmu telah meredam amarahku Tak kuasa tangisku berderai Kala ku ingat kata bijakmu Kau jaga aku Dari kotoran raga dan jiwa yang kan nodai aku Kau rela diterpa deburan buih yang berlalu Demi aku Demi anakmu Seakan tak pernah lelah kau hapuskan tetes air mataku Seakan tak pernah bosan kau redamkan aku dari tangisan Ku urai hati ini Untukmu Untuk segalanya yang tlah kau labuhkan Pada Dermaga hidupku Hanya sebentuk puisi dari ketulusan hati Untukmu, ayah. Terima kasih. 

(Oleh: Novi Aqila, buku “Senja” Antologi Puisi) 

Getar malam rinduku Ingin kugali gundukan itu Dan mencabut papan nama setiap dukaku Biarlah nafasku memeluk tentangmu Puisi-puisi gelap menimangku Sajak berair mata merangkulku Dan merambatkan tiap ratap di sekitar gelap Seolah kau utus jangkrik untuk memejamkan lelahku Nyanyi cerita tentang dahaga merindu Seolah kau titipkan restumu Lewat dingin malam menyuap Mantra-mantra penghapus basah tatapku Tiap dendang lantun macapat mengiring sendu Seperti suara hati yang tersampaikan padaku Bahkan suara gitar berbeda saat anganku Menuju kenangmu Getar yang memancar melahirkan syair Bak pujangga berlagu Ini untukmu, Itu buatmu, Dan do’a sebagai baktiku Miss you Ayah. 

(Oleh: Eko Putra Ngudidaharjo) 

Dari hati untuk pahlawan hidupku Meski suaramu Tak semerdu nyanyian lembut seorang ibu Kau membingkaiku dengan nada nada ketulusan Yang mengantarkan hatiku Menuju lembah tinggi Bernama kedamaian Meski sentuhanmu tak selembut belaian suci seorang ibu Namun dengan dekapanmu Ku terhangatkan dengan kasihmu Ku terlenakan Dengan cintamu 

Tangisku berderai Kala ku ingat ucapan indahmu menimangku Kala ku sentuh tubuh letihmu menjagaku Seperti karang menjaga debu pasir Kau jaga aku Kau lindungiku Dari kotoran raga dan jiwa yang kan basahiku Kau rela di terpa deburan buih Yang berlalu Demi aku Demi anakmu. . . Seakan tak pernah lelah Kau hapuskan tetes air mataku Seakan tak pernah bosan Kau redamkan aku dari tangisan Ku urai hati ini Untukmu Untuk segalanya yang tlah kau labuhkan pada dermaga hidupku Hanya sebentuk puisi Dari ketulusan hati Untukmu bapakku 
Terima kasih. 
(Oleh: Ibnu Abhie)


Ayah aku tau engkau begitu lelahnya Engkau menghadapi kehidupan ini Namun engkau tak pernah mengeluh Tak pernah ada rasa jenuh dalam benakmu Berkorban dan berpeluh keringat Untuk kesuksesan anak-anakmu Mungkin lelah itu hilang Saat engkau melihat anakmu tersenyum Dengan senangnya Semangatmu terdorong lagi utuk hari esok Maafkan aku ayah Yang mengabaikan sayangmu Kini aku sadar Betapa mulianya engkau Tanpa meminta balasan apapun dariku Takkan ku lupa dengan pengorbananmu Ayah. (Source: puisiku2015) 
Ayah Kerut di wajah tanda usia senja Tak menghalangi langkah tegarmu Mandi keringat membanting tulang Demi kami semua keluargamu Fajar menyingsing kau melangkah Di senja hari baru kau kembali Hanya ada satu tujuan mulia Memberi sinar bahagia bagi kami Kau memohon pada Tuhan Berkah keselamatan untuk Ayah Memberi rahmat dan kekuatan Melindungi jalan kehidupannya 

(Oleh: Yayuk Pratiwi) 

Ayahku hidupku Ayah, kau penguat hatiku menjadikanku wanita yang tegar wanita yang sabar wanita yang pantang menyerah Ayah, sepi saat kau jauh kau begitu hebat tak ada yang bisa sepertimu ataupun menggantikan posisimu Ayah, aku begitu menyayangimu keringatmu menjadi inspirasiku tawamu yang selalu aku rindu sedihmu adalah deritaku Ayah, dimana pun engkau doaku selalu bersamamu tangisku menjadi sumpahku bahwa, apapun yang terjadi ku kan slalu menjagamu. 

(Source: dandiemo) 

Ayah yang begitu sempurna Ayah kau begitu sempurna Kau adalah hembusan nafasku Kau adalah penyemangat hidupku ayah Kau yang selalu ada di setiap kesedihan, dan bahagianya hidupku Maaf ayah sampai saat ini aku belum membahagiakanmu ayah mungkin dengan belajar dengan sungguh-sungguh aku dapat membahagiakanmu Terimakasih ayah, tanpamu aku tidak berguna di kehidupanku ini.

Untukmu Ayahku

Di keheningan malam
Datang secercah harapan
Untuk menyambut jiwamu datang
Sebercik harapan agar kau kembali pulang
Hanya sepenggal kata bijak yang bisa kutanamkan
Duduk sedeku, tangan meminta, mulut bergoyang, jatuh air mata
Tapi apalah daya
Semua harapan hilanglah sirna
Karena kau telah tiada
Ayahku tercinta.
(Oleh: Dina Sekar Ayu)

Ayah, puisi ini untukmu

Ayah,
Saat matahari meninggalkan senja hingga ia memunculkan jingga
Aku berharap ayah tak meninggalkan aku
kecuali satu ayah
Ajal
ia tak kenal waktu menjemput nyawa
Ayah,
Saat malam berganti
Seakan waktu ini sempit
Tidak ada kebebasan untuk berbakti
sekedar menanyakan kabar misal
Ayah,
Teguranmu adalah kasih sayang
Nasehatmu adalah kalimat mutiara
Indah dan Penuh makna
Ayah,
Ketegasanmu adalah wibawamu
Disiplinmu adalah pilihan terbaik
Kehangatanmu adalah hal yang tak bisa aku lukiskan
Ayah,
Aku rindu
Aku rindu ayah
Aku rindu suaramu melantunkan ayat suci
Ayah,
Jika aku boleh meminta
Aku ingin meminta sedikit dari bebanmu
Sedikit saja
Agar aku bisa merasakan juga beban berat di pundakmu
Ayah,
Aku jadi rindu saat aku ingin ini dan itu
Saat apa yang ku mau kau turuti
Saat apa yang ku pilih kau beri
Ayah,
Bisakah aku melakukannya demikian juga
Saat sekarang mungkin jarang ayah
Aku sekedar menanyakan “sudah makan ayah?”
Ayah,
Aku benar-benar rindu
Mataku tak sanggup lagi diam
Hatiku tak bisa lagi menembus rindu
Ayah,
Sedetika saja aku ingin bertemu
Sedetika saja aku ingin menatap sayu wajahmu
Sedetika saja beri aku kesempatan
Ayah,
Cita-citaku jadi anak yang bisa membahagiakanmu
Bisa menjadi sosok yang berharga di sisa usiamu
Dimasa tuamu ayah
Ayah,
Aku mencintaimu
Terima kasih sudah mengantarkanku sampai sejauh ini
Terimakasih mungkin itu yang kumampu.

Puisi untukmu Ayah

Dia pernah terjatuh, merangkak rangkak
berlari kesana kemari
Demi kami anak anaknya
Dia tidak peduli dengan dinginnya malam
panasnya siang dan kerasnya hidup ini
Demi kami anak anaknya
Tubuh tuanya tetap tegar,
tangannya tetap mengepal menantang congkaknya dunia
Ketika senja tiba dia beranjak pulang
Dengan langkah gontai dan tubuh berkeringat bercampur debu jalanan
Dia bawakan kami buah tangan
Terpancar kegembiraan dari wajahnya
Demi melihat kami bersuka cita
Ketika malam menjelang,
Dia tidak pernah terlelap sebelum kami tertidur pulas
Dia belai kami dengan penuh kasih sayang sampai kami tertidur pulas
Ketika pagi telah datang,
dia antarkan kami untuk meraih cita cita
Dia antar kami dengan doa dan harapan
semoga kami bisa hidup jauh lebih baik
darinya.

Ayah,
Terima kasih atas semua yang telah engkau lakukan dengan penuh kasih sayang
dan ketulusan untuk kami anak anakmu
Sehingga kami bisa hidup seperti sekarang ini
Maafkan kami, karena sampai saat ini, kami belum bisa membalas jasa-jasamu Kami hanya bisa berdoa semoga di hari tuamu kau mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan Aamiiin. 

(Oleh: Ayi Ayung Sudrajat) 

Titip rindu buat Ayah Ku tak dapat menghantarkan kepergianmu. Langit mendung turut berduka semua riuh rendah mengingat amal kebaikanmu Ayah, Di bawah nisan dan kamboja ini aku tertunduk Kujatuhkan air mata untukmu Ayah, Kau yang mengajarkan aku tentang arti kehidupan Kau yang mengajarkan aku menghargai sesama Kini ayah pergi, pergi untuk selamanya Tuhan, Jika boleh aku bertemu ayah Ku ingin memeluknya dengan penuh rasa kasih sayang Tuhan kutahu semua itu takkan pernah terjadi Tapi, aku hanya dapat berkata kepadamu. 

(Oleh: Srifatmawaty Timumu)
Untuk Ayah Ibu Ayah… Ibu… Walau sering aku mendurhakaimu Kau tetap tersenyum Ayah… Ibu… Kau peras keringatmu Hanya untuk buatku bahagia Ayah… Ibu… Aku berjanji Aku berdoa Selalu berusaha semampuku Bahagiakanmu di masa tuamu. 

(by: Novi Aqila, buku “Senja” Antologi Puisi) 

Kelana Salam rindu buat Ayah dan Ibu Maaf, IbuSetengah nafasmu yang kupinjam Belum dapat kukembalikan Angan-angan belum rela Mengantarku pulang Maaf, Ayah. Setengah tenaga yang kau berikan Masih dengan bangga kugunakan Memikul setangkai demi setangkai Harapan Ampun, Ibu Ampun, Ayah Aku masih anakmu, bukan? Jangan pelihara kekhawatiran!

(Dari buku Puisi Makmur HM)

Cerita tentangmu Kau tak tau, anakmu kini telah dewasa Aku tak lagi menangis di saat lapar Aku tak lagi menjerit di kala sakit kau tak tau itu Aku tau banyak hal dari kehidupan tapi aku tak tau kehidupan mu kenanganmu, juga mimpimu hidupmu hanya sebuah cerita kini aku hanya bersama wanita yang mengasuhku yang menimangku, yang membelai ku dan yang memberi cerita hidupmu Aku tau dirimu tapi aku tak kenal dirimu kau kenal diriku tapi kau tak tau diriku cerita tentangmu yang mengenalkan hidupmu pada diriku kau lah “AYAH” ku yang telah tiada sebelum waktu senja, di kala matahari masih bersinar dengan terang-nya meninggal kan anakmu yang masih kau timang. Bunda Kau jadikan tubuhmu sandaran di kala tubuhku tak mampu berdiri kau topang hidupku tapi kau biarkan hidupmu Nynyian rindu membawaku tidur di pangkuanmu tawaku adalah bahagiamu jeritanku adalah deritamu kau bisikkan itu di telinga mungilku Aku tau kau sangat lelah menuntunku tapi kau tak tampakkan kelelahanmu seakan aku tak boleh tau Tapi kerut di keningmu membawa kabar itu kau susah, kau lelah kau tetap berusha hingga kumemahami derita yang kau alami
Kehilangan Ayah, Kehilanganmu seperti aku kehilangan dunia Seperti aku kehilangan seluruh daya Seperti aku kehilangan separuh jiwa Ayah, Dari keringatmu aku hidup Dari tanganmu aku makan dan minum Dari nasehatmu aku menjadi manusia Ayah, Kepergianmu memukul hatiku Kepergianmu mencabik jiwaku Kepergianmu meruntuhkanku Ayah, Semoga engkau berbahagia di sana Semoga engkau tenang di surga-Nya Semoga amalanmu diterima oleh-Nya. Merindukan Ayah Aku menyusuri jalan-jalan Dimana kita sering pergi bersama Aku menyusuri tempat-tempat Dimana kita bersenda gurau bersama Ku ingin selalu bersamamu, Ayah Aku ingin selalu menjaga dan melindungimu Aku ingin engkau tahu Bahwa aku selalu mencintaimu Langkah berat menyusuri jalan-jalan itu Aku menyusurinya sendirian tanpamu Aku melangkah dengan gontai Mengingat segala cita-cita belum terwujud bersama Namun suatu saat kita akan dipertemukan kembali Kita akan bersatu kembali di surga-Nya Kita akan tertawa bersama-sama lagi Dan kita akan bahagia bersama lagi. Aku merindukan ayah Aku kirimkan rinduku Bersama dengan doaku Untukmu, Ayah, pahlawan hidupku. Puisi Ayah yang telah tiada Ayah.. Tak terasa begitu cepat waktu berlalu Tiga tahun sudah aku tak melihatmu Sungguh sangat kurindukan masa-masa seperti dulu.. di saat kau ada di kehidupanku Meskipun kini kau jauh ada di sana.. Aku yakin kau sedang bahagia Karena telah melihat anakmu ini tumbuh besar menjadi sosok pribadi sepertimu Tegas, berwawasan, dan berjiwa kasih. Kini hanya do’a yang bisa kuberikan dan selalu kupanjatkan untukmu Aku menyayangimu.. Selalu Ayah.. Takut rasanya saat mengingat masa lalu bersamamu Setiap kuingat.. air mata ini selalu tak mampu kubendung Tangis ini karena kerinduanku padamu Rindu akan kasih sayangmu Rindu akan tutur katamu Rindu akan semua yang ada pada dirimu Tapi apalah dayaku Semua telah berlalu Kini hanya bisa kukenang jasa kebaikanmu Dan menuruti semua nasihatmu Ayah.. Do’aku akan selalu mengiringi perjalananmu Semoga tuhan membalas kebaikanmu selama ini Aku selalu menyayangimu. 
(from:  Desimaylani05) 

Penutup :

Semoga kumpulan puisi untuk ayah di atas dapat membuat kecintaan kita kepada sosok seorang ayah semakin kuat, agar kita selalu berusaha untuk membahagiakannya. Puisi ayah yang dituliskan di atas agar kamu semakin menghargai, mencintai dan menyayangi ayah kalian. Semoga tulisan koleksi puisi ayah yang kami tuliskan di atas bermanfaat ya…

Comments

Popular posts from this blog

Badai Pasti Berlalu

Kepolosan kita dijadikan alasan ada apa ???...

Kesabaran Yang Tiada Batas Nya