Menunggu, sampai batas waktu yang tak ditentukan???....

Lautan yang biru, angin yang menyelimuti, waktu yang menoleh, sesampainya aku diujung harapan. Mungkin aku baru sebentar dalam hidupmu, dalam bisikmu. Tapi aku berharap kaulah yang akan merangkai bintang-bintang menjadi sebuah kata, bahwa kaulah yang akan menemaniku memupuk peraan itu agar kelak tumbuh disurga bersama impian dan harapan, yang akan ku sirami dan basuh dengan kasih sayang ini, agar kelak tumbuh subur bak pohon yang rindang dihiasi bunga dan buah yang akan menghiasi separuh kehidupan ini. Dan kau yang tercipta, yang ku harapkan menjadi anugrah terindah yang dia titipkan padaku untuk saling menjaga relung hati ini. Mungkin, kau akan pergi jauh untuk beberapa masa, masa yang akan kulewati sendiri, menafkahi hausnya kerinduan ini, membasuh separuh hati ini yang perlahan mengering. Aku hanya bisa berharap kau akan kembali dan sebisa mungkin aku akan menjaga dan menunggu meski ku tak dapat menghitung sampai kapan dan masihkah aku bisa menghitung waktu yang akan ku habiskan untuk menunggumu. Mungkin aku hanya sekian dari beribu pikiranmu akan kehidupanmu nanti, tapi kaulah yang akan aku dahulukan untuk menjadisebuah impian bersimbah kerinduan bilamana harus kupikirkan segala anganmu. Mungkin bila aku bisa menrik waktu lebih cepat, aku tak akan membutuhkan sebuah arloji tua untuk menghitung sampai kapan kau akan kembali. Mungkin bila ku tahu suratan tuhan, aku tak akan tersipu dan termenung bisu melihat keramaian di sekelilingku, bahkan kan ku mainkan lagu dan tarian gembira untuk menghibur para jiwa yang terdiam. Andai saja, namun akankah dan mungkinkah. Tak bisa kujanjikan pada relung ini, bahwa kerinduan yang ku bawa bersimbah kegalauan yang sangat berarti. Doa dan harapan yang bisa ku titipkan pada ilahi. Sebelum kau pergi, aku hanya ingin menitipkan kasih sayang ini, menitipkan harapan dan kerinduan ini, agar kau bisa siram dan kau jaga baik-baik disana, agar kelak tumbuh besar rasa kasih sayang itu, meski tanpa bantuan matahari sekalipun yang akan menghambat pertumbuhannya. Tapi aku yakin, meski kita jauh berbeda jarak dan waktu, ku yakini kita masih melihat satu langit, satu masa, dan bahkan hembusan angin yang sama, hanya saja lautan yang menyelimutimu dan aku hanya diselimuti tanah dan tanah. Ombak yang akan kau dengarkan nanti mungkin tak lain hanya sebuah bisikan kerinduanku, mungkin juga suara hembusan yang kau rasakan adalah hembusan kerinduanku yang akan menemanimu disana. Kekuatan kita hanya satu, matahari, dan ku yakini sepenuh hatiku, kita melihat dan mendapatkan satu energi yang bisa kita rasakan dimanapun aku dan kamu berada. Barisan-barisan ombak kecil di lautan hanya menjadi pertanda begitu rapihnya barisan kasih sayang yang kutata disini. Aku hanya bisa berharap menunggu sosokmu hadir, kala aku membuka mata di pagi hari yang indah. Dan aku lagi lagi hanya bisa berdoa dan berharap tuhan memberikan sedikit waktunya untukku bertemu denganmu, bisa jadi tuhan tak berhendak lagi untuk aku menunggumu, bisa jadi tuhan menginginkan pertemuan kita nanti tidak lagi di dunia, tapi di surga ketika kau atau aku yang akan menjemput. Apa tuhan akan berkehendak bahwa aku harus menunggumu di alam sana, dan seketika tiba waktunya kau menemuiku, hanya gumpalan daging yang tertutup rapat bumi yang bisa kau lihat, tak lagi ada senyumku, candaku, inginmu bahkan harapmu. Bahkan ka tak sempat melihat senyum terakhirku kala rindu ini menusuk, atau kau tak pernah tahu bahwa aku sangat merindukanmu. Kau jauh berada di negeri sebrang yang tak tahu kapan kau akan kembali ke tanah airku ini. Aku khawatir kala pagi datang, aku hanya bisa terdiam melihat sepucuk surat yang kau layangkan untukku mengenai kabarmu justru hanya membuatku tercengang mendapatimu kau tak akan kembali lagi dalam bayangku, inginku bahkan khayalku lagi. Aku tak ingin dan tak akan pernah ingin, sesudah terlalu jauh kita melangkah dan ku menungu hanya bisa ku dapati segumpal kerinduan dan kenyataan pahit yang kudapati sosokmu telah tiada. Aku disini, menunggumu sampai waktu yang tak bisa ku ukur dan ku ketahui kapan kau akan kembali. Ku harap kau disana akan baik-baik saja dan segera kembali menemui janji yang kau teah kau layangkan, suratmu akan kutunggu meski ku tak tahu dari mana surat itu akan melayang dari mana asalnya agar ku tahu apa yang ku ketahui tentang dirimu kini dan nanti. Karena aku menunggumu sampai batas yang tak ditentukan.

Comments

Popular posts from this blog

Badai Pasti Berlalu

Kepolosan kita dijadikan alasan ada apa ???...

Kesabaran Yang Tiada Batas Nya